Inilah pegawai negeri yang fenomenal: Gayus Holomoan P. Tambunan. Usianya baru 30 tahun. Tapi, dia bisa disebut salah satu pegawai negeri terkaya di Indonesia. Tabunganya Rp 25 miliar. Padahal dia cuma pegawai negeri golongan III-A. Gayus, sehari-hari cuma menjadi penelaah keberatan pajak (banding) perorangan dan badan hukum di Kantor Pusat Direktorat Pajak
Pekerjaan itulah yang membuat dia "sakti". Saat namanya disebut oleh mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Susno Duadji orang pun geger. Sepak terjangnya diduga terkait makelar kasus. Susno menyebutkan Gayus memiliki Rp 25 miliar di rekeningnya, namun hanya Rp 395 juta yang dijadikan pidana dan disita negara. Sisanya Rp 24,6 miliar menguap entah ke mana.
Susno menuduh ada empat petinggi Polri yang terlibat pencairan itu. Mereka adalah Brigadir Jenderal EI dan RE serta sejumlah perwira di Mabes Polri terlibat manipulasi pengusutan pajak. Menurut dia, barang bukti senilai hampir Rp 24,6 miliar dicairkan tanpa prosedur yang wajar. Direktur II Ekonomi Khusus Bareskrim Mabes Polri Brigadir Jenderal Raja Erizman membantah tudingan Susno. Menurut dia, pencairan itu sudah sah.
Uang Rp 24,6 miliar itu juga disebut-sebut mengalir ke pengusaha Andi Kosasih. Dia adalah pengusaha terkenal di Batam. Dia terkenal sebagai pengusaha garmen dan kabarnya juga punya pelabuhan. Kawan-kawannya mengenal dia dekat dengan pemerintah setempat.
Gayus, menurut jaksa yang mengadilinya, Cyrus Sinaga, bertemu dengan Andi Kosasih di pesawat. "Pada 2002 pernah satu pesawat dengan Gayus, kemudian berteman dan bersangkutan mengadakan perjanjian investasi pengelolaan ruko dalam wilayah DKI Jakarta," kata Andi.
Dalam kasus pajak ini Gayus dituntut kepolisian dengan tiga pasal, yakni pasal penggelapan, pencucian uang, dan korupsi. Nah, di sinilah "kesaktian" Gayus yang menurut Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum janggal. Dia persidangan dia hanya dituntut dengan pasal penggelapan. Hakim memvonisnya dengan hukuman 1 tahun percobaan. Belakangan dia dibebaskan.
Satuan Tugas mencium tiga kejanggalan pengadilan Gayus. Pertama, soal ancaman hukuman, yang ternyata jauh lebih ringan dari ketentuan undang-undang. Dalam undang-undang disebutkan, pelaku tindak pidana pencucian uang mestinya dihukum paling sedikit 5 tahun penjara dan paling lama 15 tahun penjara dengan denda Rp 100 juta atau maksimal denda Rp 15 miliar. Majelis hakim hanya menghukum satu tahun percobaan. Artinya, Gayus bebas. Hebat bukan?
Keanehan lainnya, biasanya di Pengadilan Negeri Tangerang setiap Jumat tidak digelar persidangan pidana atau perdata, yang ada hanya sidang tilang. Vonis Gayus dijatuhkan pada hari Jumat.
Keanehan ketiga, jaksa hanya menuntut Gayus dengan pasal penggelapan. Menurut Satuan Tugas, terdakwa diduga melakukan pencucian uang dan korupsi.
"Kesaktian" Gayus juga terlihat dalam soal tabungan Rp 25 miliar. Jamaknya, gaji Pegawai Negeri Sipil golongan IIIA di Direktorat Pajak dengan masa jabatan 0 sampai 10 tahun adalah antara Rp 1.655.800 sampai Rp 1.869.300 per bulan. Kalaupun ada tambahan maka itu berupa tunjangan lain.
Sejak kasus ini merebak, Gayus langsung dicopot. Dia kini hanya menjadi pegawai pajak biasa. Menteri Kuangan Sri Mulyani berjanji akan mengusut kasus Gayus. "Jika bersalah pasti akan ditindak," katanya. Susno Duadji sendiri hakkul yakin ada praktek makelar kasus dalam dalam kasus pajak Gayus Tambunan.
sumber : tempointeraktif.com
Pekerjaan itulah yang membuat dia "sakti". Saat namanya disebut oleh mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Susno Duadji orang pun geger. Sepak terjangnya diduga terkait makelar kasus. Susno menyebutkan Gayus memiliki Rp 25 miliar di rekeningnya, namun hanya Rp 395 juta yang dijadikan pidana dan disita negara. Sisanya Rp 24,6 miliar menguap entah ke mana.
Susno menuduh ada empat petinggi Polri yang terlibat pencairan itu. Mereka adalah Brigadir Jenderal EI dan RE serta sejumlah perwira di Mabes Polri terlibat manipulasi pengusutan pajak. Menurut dia, barang bukti senilai hampir Rp 24,6 miliar dicairkan tanpa prosedur yang wajar. Direktur II Ekonomi Khusus Bareskrim Mabes Polri Brigadir Jenderal Raja Erizman membantah tudingan Susno. Menurut dia, pencairan itu sudah sah.
Uang Rp 24,6 miliar itu juga disebut-sebut mengalir ke pengusaha Andi Kosasih. Dia adalah pengusaha terkenal di Batam. Dia terkenal sebagai pengusaha garmen dan kabarnya juga punya pelabuhan. Kawan-kawannya mengenal dia dekat dengan pemerintah setempat.
Gayus, menurut jaksa yang mengadilinya, Cyrus Sinaga, bertemu dengan Andi Kosasih di pesawat. "Pada 2002 pernah satu pesawat dengan Gayus, kemudian berteman dan bersangkutan mengadakan perjanjian investasi pengelolaan ruko dalam wilayah DKI Jakarta," kata Andi.
Dalam kasus pajak ini Gayus dituntut kepolisian dengan tiga pasal, yakni pasal penggelapan, pencucian uang, dan korupsi. Nah, di sinilah "kesaktian" Gayus yang menurut Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum janggal. Dia persidangan dia hanya dituntut dengan pasal penggelapan. Hakim memvonisnya dengan hukuman 1 tahun percobaan. Belakangan dia dibebaskan.
Satuan Tugas mencium tiga kejanggalan pengadilan Gayus. Pertama, soal ancaman hukuman, yang ternyata jauh lebih ringan dari ketentuan undang-undang. Dalam undang-undang disebutkan, pelaku tindak pidana pencucian uang mestinya dihukum paling sedikit 5 tahun penjara dan paling lama 15 tahun penjara dengan denda Rp 100 juta atau maksimal denda Rp 15 miliar. Majelis hakim hanya menghukum satu tahun percobaan. Artinya, Gayus bebas. Hebat bukan?
Keanehan lainnya, biasanya di Pengadilan Negeri Tangerang setiap Jumat tidak digelar persidangan pidana atau perdata, yang ada hanya sidang tilang. Vonis Gayus dijatuhkan pada hari Jumat.
Keanehan ketiga, jaksa hanya menuntut Gayus dengan pasal penggelapan. Menurut Satuan Tugas, terdakwa diduga melakukan pencucian uang dan korupsi.
"Kesaktian" Gayus juga terlihat dalam soal tabungan Rp 25 miliar. Jamaknya, gaji Pegawai Negeri Sipil golongan IIIA di Direktorat Pajak dengan masa jabatan 0 sampai 10 tahun adalah antara Rp 1.655.800 sampai Rp 1.869.300 per bulan. Kalaupun ada tambahan maka itu berupa tunjangan lain.
Sejak kasus ini merebak, Gayus langsung dicopot. Dia kini hanya menjadi pegawai pajak biasa. Menteri Kuangan Sri Mulyani berjanji akan mengusut kasus Gayus. "Jika bersalah pasti akan ditindak," katanya. Susno Duadji sendiri hakkul yakin ada praktek makelar kasus dalam dalam kasus pajak Gayus Tambunan.
sumber : tempointeraktif.com
Prosesor memiliki peranan yang sangat penting untuk menentukan tinggi atau rendahnya performa komputer. Jadi tidak heran, jika Intel dan AMD selalu berinovasi agar selalu menjadi yang terbaik di mata konsumennya.
Beberapa tahun lalu, prosesor berinti ganda atau yang biasa disebut sebagai dual core masih jarang ditemui. Namun kini berkat pertumbuhan aplikasi yang makin 'rakus' akan performa komputer, prosesor dengan jumlah 'otak' lebih dari satu sudah tergolong wajar.
Jumlah core pada tiap-tiap prosesor, dapat mengindikasikan seberapa hebat produk tersebut ketika menangani aplikasi yang membutuhkan prosesi data secara pararel.
Jadi bisa dibilang, semakin banyak jumlah core yang dimiliki prosesor, maka semakin cepat produk tersebut mengeksekusi perintah. Nah, kebetulan detikINET memiliki Intel Core i7 980X yang boleh 'disiksa'. Seperti apa performanya?
Prosesor Tercepat Saat Ini?
Bisa dibilang, Intel Core i7 980X merupakan seri ketiga dari jajaran Xtreme Edition terdahulu yang menganut arsitektur Core i7 LGA 1366. Embel-embel extreme edition dalam produk ini menandakan bahwa, prosesor ini dapat masih bisa dipacu kecepatannya dengan melakukan overclocking.
Namun dalam pengujian kali ini, detiKINET tidak akan melakukan overclock atau pun mengganti pendingin bawaan (walaupun tidak menyerap panas dengan baik). Pengujian hanya dilakukan melalu beberapa aplikasi sintetis dan game.
Berdasarkan spesikasi yang telah dimuat pada ulasan sebelumnya, tidak heran jika banyak pengguna berasumsi bahwa Intel Core i7 980X merupakan prosesor desktop tercepat yang ada saat ini.
Nah, untuk membuktikan hal tersebut detikINET akan melakukan pengujian dengan sedikit komparasi dengan generasi sebelumnya, Intel Core i7 965.
Menang Telak, Pada Pengujian Cinebench R10
Cinebench merupakan sebuah aplikasi yang dapat menguji performa suatu komputer. Aplikasi yang dibuat oleh pabrikan animasi bernama MAXON ini, bakal menguji ketangguhan prosesor ketika melakukan rendering sebuah gamabar 3 dimensi.
Uniknya, Cinebench R10 dapat memanfaatkan tiap-tiap core yang berada dalam prosesor. Jadi tidak heran jika aplikasi ini dijadikan tolak ukur kemampuan prosesor 'berotak' ganda.
Pengujian yang dilakukan pada aplikasi ini, menunjukan peningkatan yang cukup signifikan antara Intel Core i7 965 dengan i7 980. Yakni dengan perbedaan angka sebesar 289 untuk rendering dengan singlecore, dan 6771 untuk rendering dengan 1 multicore.
Hasil yang terpaut jauh ketika melakukan rendering dengan multicore memang sudah tidak diragukan lagi. Pasalnya, Core i7 980X telah dipersenjatai dengan total core yang lebih banyak yakni 12 core.
Hal serupa pun dijumpai pada aplikasi pengujian 3D Mark 2006, 3D Mark Vantage dan PC Mark Vantage. Walaupun tidak sebesar perbedaan yang didapat pada Cinebench, namun Core i7 980X sanggup menunjukan 'taringnya' jika disandingkan dengan versi terdahulu.
Jumlah Core yang Banyak Belum Berpengaruh di Game
Meski unggul telak pada pengujian aplikasi benchmark, namun perbedaan jumlah core yang sedemikian besar tidak berarti ketika digunakan dalam game.
Sebagai acuan, detikINET mengguji prosesor ini dengan memainkan game Resident Evil 5 pada konfigurasi, resolusi 1920 X 1080, Antialiasing 8X, dan semua fitur diaktifkan termasuk motion Blur.
Hasilnya, tidak ada peningkatan yang berarti. Ketika disandingkan kartu grafis MSI GTX 275 Lightning, tampaknya Core i7 980X tidak menunjukan peningkatan sama sekali. Namun bisa jadi, ini karena terdapat bottleneck pada kartu grafis yang digunakan.
Lalu bagaimana performanya untuk aplikasi kantoran? Ya, untuk pengujian kali ini detikINET juga akan menjajal dengan salah satu aplikasi kantoran.
Microsoft Excel bisa menjadi aplikasi penghitung aplikasi matematika yang sangat kompleks. Pengujian ini menjalankan simulasi Monte Carlo yang menghitung harga saham dalam jumlah spreadsheet yang sangat besar.
Lagi-lagi Intel Core i7 980X mampu menunjukan performanya. Perhitungan yang sangat rumit tersebut mampu diselesaikan tidak lebih dari 3 detik, lebih cepat jika dibandingkan Core i7 965 yang membutuhkan waktu 5 detik.
Hanya sekedar tambahan, prosesor Intel Core 2 Duo T9400 dengan memori DDR2 4GB membutuhkan waktu sekitar 80 detik untuk menyelesaikan perhitungan tersebut.
Jika melihat beberapa hasil pengujian di atas, bisa diakui jika Intel Core i7 980X merupakan prosesor tercepat versi desktop saat ini. Namun dengan harga kisaran USD 999, apakah produk ini layak dimiliki? Tentunya hal tersebut berbalik kepada kebutuhan pengguna.
Kelebihan:
+ Performa tinggi
+ Potensi overclok tinggi
Kekurangan:
- Mahal
- Panas Tinggi
- Pendingin bawaan kurang memadai
Hasil Benchmark:
Cinebench R10:
- Rendering singlecore: 4063
- Rendering multicore: 22530
3D Mark 2006: 18231
3D Mark Vantage: P13971
PC Mark Vantage: 15316
Dalam mereview produk ini, detikINET menggunakan sistem berbasis: Prosesor Intel Core i7 965, Intel DX580SO, MSI GTX 275, Corsair HX1000W, Corsair Dominator 6GB kit, ASUS VH226 dan sistem operasi Windows 7
sumber : detikinet.com
Beberapa tahun lalu, prosesor berinti ganda atau yang biasa disebut sebagai dual core masih jarang ditemui. Namun kini berkat pertumbuhan aplikasi yang makin 'rakus' akan performa komputer, prosesor dengan jumlah 'otak' lebih dari satu sudah tergolong wajar.
Jumlah core pada tiap-tiap prosesor, dapat mengindikasikan seberapa hebat produk tersebut ketika menangani aplikasi yang membutuhkan prosesi data secara pararel.
Jadi bisa dibilang, semakin banyak jumlah core yang dimiliki prosesor, maka semakin cepat produk tersebut mengeksekusi perintah. Nah, kebetulan detikINET memiliki Intel Core i7 980X yang boleh 'disiksa'. Seperti apa performanya?
Prosesor Tercepat Saat Ini?
Bisa dibilang, Intel Core i7 980X merupakan seri ketiga dari jajaran Xtreme Edition terdahulu yang menganut arsitektur Core i7 LGA 1366. Embel-embel extreme edition dalam produk ini menandakan bahwa, prosesor ini dapat masih bisa dipacu kecepatannya dengan melakukan overclocking.
Namun dalam pengujian kali ini, detiKINET tidak akan melakukan overclock atau pun mengganti pendingin bawaan (walaupun tidak menyerap panas dengan baik). Pengujian hanya dilakukan melalu beberapa aplikasi sintetis dan game.
Berdasarkan spesikasi yang telah dimuat pada ulasan sebelumnya, tidak heran jika banyak pengguna berasumsi bahwa Intel Core i7 980X merupakan prosesor desktop tercepat yang ada saat ini.
Nah, untuk membuktikan hal tersebut detikINET akan melakukan pengujian dengan sedikit komparasi dengan generasi sebelumnya, Intel Core i7 965.
Menang Telak, Pada Pengujian Cinebench R10
Cinebench merupakan sebuah aplikasi yang dapat menguji performa suatu komputer. Aplikasi yang dibuat oleh pabrikan animasi bernama MAXON ini, bakal menguji ketangguhan prosesor ketika melakukan rendering sebuah gamabar 3 dimensi.
Uniknya, Cinebench R10 dapat memanfaatkan tiap-tiap core yang berada dalam prosesor. Jadi tidak heran jika aplikasi ini dijadikan tolak ukur kemampuan prosesor 'berotak' ganda.
Pengujian yang dilakukan pada aplikasi ini, menunjukan peningkatan yang cukup signifikan antara Intel Core i7 965 dengan i7 980. Yakni dengan perbedaan angka sebesar 289 untuk rendering dengan singlecore, dan 6771 untuk rendering dengan 1 multicore.
Hasil yang terpaut jauh ketika melakukan rendering dengan multicore memang sudah tidak diragukan lagi. Pasalnya, Core i7 980X telah dipersenjatai dengan total core yang lebih banyak yakni 12 core.
Hal serupa pun dijumpai pada aplikasi pengujian 3D Mark 2006, 3D Mark Vantage dan PC Mark Vantage. Walaupun tidak sebesar perbedaan yang didapat pada Cinebench, namun Core i7 980X sanggup menunjukan 'taringnya' jika disandingkan dengan versi terdahulu.
Jumlah Core yang Banyak Belum Berpengaruh di Game
Meski unggul telak pada pengujian aplikasi benchmark, namun perbedaan jumlah core yang sedemikian besar tidak berarti ketika digunakan dalam game.
Sebagai acuan, detikINET mengguji prosesor ini dengan memainkan game Resident Evil 5 pada konfigurasi, resolusi 1920 X 1080, Antialiasing 8X, dan semua fitur diaktifkan termasuk motion Blur.
Hasilnya, tidak ada peningkatan yang berarti. Ketika disandingkan kartu grafis MSI GTX 275 Lightning, tampaknya Core i7 980X tidak menunjukan peningkatan sama sekali. Namun bisa jadi, ini karena terdapat bottleneck pada kartu grafis yang digunakan.
Lalu bagaimana performanya untuk aplikasi kantoran? Ya, untuk pengujian kali ini detikINET juga akan menjajal dengan salah satu aplikasi kantoran.
Microsoft Excel bisa menjadi aplikasi penghitung aplikasi matematika yang sangat kompleks. Pengujian ini menjalankan simulasi Monte Carlo yang menghitung harga saham dalam jumlah spreadsheet yang sangat besar.
Lagi-lagi Intel Core i7 980X mampu menunjukan performanya. Perhitungan yang sangat rumit tersebut mampu diselesaikan tidak lebih dari 3 detik, lebih cepat jika dibandingkan Core i7 965 yang membutuhkan waktu 5 detik.
Hanya sekedar tambahan, prosesor Intel Core 2 Duo T9400 dengan memori DDR2 4GB membutuhkan waktu sekitar 80 detik untuk menyelesaikan perhitungan tersebut.
Jika melihat beberapa hasil pengujian di atas, bisa diakui jika Intel Core i7 980X merupakan prosesor tercepat versi desktop saat ini. Namun dengan harga kisaran USD 999, apakah produk ini layak dimiliki? Tentunya hal tersebut berbalik kepada kebutuhan pengguna.
Kelebihan:
+ Performa tinggi
+ Potensi overclok tinggi
Kekurangan:
- Mahal
- Panas Tinggi
- Pendingin bawaan kurang memadai
Hasil Benchmark:
Cinebench R10:
- Rendering singlecore: 4063
- Rendering multicore: 22530
3D Mark 2006: 18231
3D Mark Vantage: P13971
PC Mark Vantage: 15316
Dalam mereview produk ini, detikINET menggunakan sistem berbasis: Prosesor Intel Core i7 965, Intel DX580SO, MSI GTX 275, Corsair HX1000W, Corsair Dominator 6GB kit, ASUS VH226 dan sistem operasi Windows 7
sumber : detikinet.com